Senin, 15 Juli 2019

Apa Itu Senam Artistik?

Sebelum membahas senam artistik, mari kita bahas “senam” dahulu. Jika kita merujuk pada Wikipedia, senam atau yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai “gymnastics” adalah jenis olahraga yang melibatkan rangkaian gerakan yang membutuhkan kekuatan fisik, kelenturan, dan kesadaran kinestetik.

Sejumlah istilah yang populer dalam dunia senam misalnya adalah salto, meroda (cartwheel), handspring, handstand, forward roll, arial dan tuck.

Pesenam putra asal Italia Alberto Braglia bertanding di nomor kuda-kuda pelana pada tahun 1906 saat olimpiade Musim Panas. (Wikimedia Commons)

Sejarah Senam


Senam berkembang dari latihan kebugaran dan keelokan yang diciptakan orang Yunani Kuno. Secara harfiah, sebetulnya “gymnastics” bermakna “berolahraga dengan telanjang” tetapi dalam perkembangannya karena norma-norma yang berlaku, tentu saja hal itu tidak memungkinkan. Hal ini dimungkinkan karena dahulu senam memang cuma dilakukan para atlet putra. Tidak ada perempuan melakukannya. Di masa modern, baik pria dan perempuan bisa menjadi atlet senam.


Senam mencakup beragam keterampilan fisik seperti naik dan turun dari punggung kuda (yang kemudian menginspirasi ‘pommel horse’ atau kuda-kuda pelana) serta berbagai jenis keterampilan sirkus dan akrobatik lain yang kerap mengundang decak kagum orang awam yang menyaksikan.


Di zaman dahulu, istilah “senam” menyiratkan jenis latihan fisik yang dilakukan oleh para pria di sebuah “gymnasium”, untuk meningkatkan kekuatan, kelincahan, koordinasi dan kondisi fisik, yakni suatu tempat yang dibangun untuk tujuan penyelenggaraan pendidikan fisik dan intelektual. Jadi di era tersebut, sudah ada kesadaran bahwa kecerdasan dan kebugaran fisik adalah dua aspek yang tidak bisa dipisahkan. Harus diseimbangkan untuk mencapai kualitas kehidupan yang terbaik.


Senam dilakukan dengan alat-alat yang tidak murah karena ada sistem dalam penataan olah tubuhnya. Kita harus menggunakan gelang-gelang atau ring, bar atau palang, dan alat / apparatus lain yang ukuran dan dimensinya sudah ditentukan secara global karena olahraga ini dipertandingkan secara internasional di Olimpiade.


Hingga abad pertengahan di Eropa, senam dikenal dalam bentuk “tumbling” dan bentuk primitif dari apa yang sekarang kita kenala sebagai “vaulting”.

Tokoh-tokoh Senam

‘Kakek’ senam modern bernama Johann Christoph Friedrich Guts Uths (1759-1839). Beliau bekerja sebagai guru di sekolah Philantropinist di kota Schnepfenthal. Ia berpandangan bahwa seharusnya senam dibagi dua menjadi senam alami dan senam artifisial. Senam alami yang ia maksud ialah jenis senam yang berfokus pada kesehatan dan fungsi tubuh. Sementara itu, senam artifisial berfokus pada gerakan-gerakan yang tidak lazim dilakukan manusia pada umumnya dan lebih mengutamakan aspek akrobatik dan keindahan gerak. Misalnya, nomor “pommel” terinspirasi oleh keharusan para pria di masa dahulu untuk menguasai cara dan teknik untuk naik kuda yang benar. Di kemudian hari, nomor ini berkembang sedemikian rupa hingga gerakan-gerakannya tidak sekadar untuk menaiki punggung kuda namun berubah ke arah akrobatik yang memukau dan sangat mengandalkan kekuatan tubuh bagian atas.


Bapak senam modern ialah Friedrich Ludwig Jahn yang menggagas gerakan Turnverein dianggap berjasa menyebarkan senam ke seluruh dunia. Ia merintis kompetisi senam pertama di dunia di lapangan terbuka di Berlin.


Uniknya, Jahn terbelit dalam pusaran politik. Berpandangan nasionalis, ia menghendaki penyatuan Jerman dan ingin membangun pertahanan negaranya dan di saat yang sama menyingkirkan Prussia dari pengaruh Perancis. Begitu ada insiden pembunuhan penulis August von Kotzebue tahun 1819 oleh seorang pesenam, raja Prussia saat itu Frederick William III menutup kira-kira 100 lapangan senam dan pusat senam di seluruh wilayah Prussia. Larangan terhadap senam baru dihapuskan tahun 1842.


Festival senam pertama diselenggarakan di Coburg tahun 1860 dan diikuti banyak pesenam di Jerman dan beberapa negara lain. Ini berkat emigrasi beberapa teman Jahn ke luar Jerman. (*/)

Kamis, 07 Maret 2019

Bagaimana Pesenam Makan?

Cara latihan dan istirahat antara atlet senam artistik dan cabang olahraga lainnya mungkin mirip. Berlatih setiap hari beberapa jam sehari lalu tidur malam yang cukup (7-8 jam) untuk pemulihan (recovery) yang memadai.

Nah, itu semua tidak akan ada efek yang signifikan jika tidak dibarengi dengan pengaturan asupan. Mereka yang bermasalah dengan berat badan yang agak berlebihan dari ideal mungkin akan harus banyak mengetatkan jadwal makannya dan jumlah asupan. Kenapa mengatur berat badan diperlukan? Karena agar bisa bergerak dengan lincah dan efisien, atlet senam artistik perlu berada dalam rentang berat badan yang pas. Tidak terlalu rendah, tetapi juga jangan sampai melampaui batas maksimal karena menjadi terasa berat. Bila seorang atlet senam terlalu berat, ia akan lebih rentan cedera dan gerakan menjadi lebih terbatas. Sendi-sendi juga akan bekerja lebih keras bila berat badan berlebih, terutama sendi lutut (pada gerakan-gerakan lompatan dan sebagainya) dan sendi bahu dan pergelangan tangan (terutama saat gerakan-gerakan yang membalik tubuh seperti handstand, cartwheel, dan sebagainya).

Pengaturan makanan pada atlet senam artistik ini justru BERBEDA dan BERLAWANAN dari pola makan orang awam. Dalam hal kuantitas atau jumlah asupan, orang awam mungkin akan lebih banyak makan di pagi hari (karena kita dibiasakan untuk sarapan pagi sebagai bekal menjalani hari) dan makan siang dengan banyak juga tetapi makan malam cenderung lebih sedikit daripada kedua sebelumnya.

Pada pola makan atlet senam artistik, jumlah asupan TERBALIK. Maksudnya adalah seseorang disarankan untuk makan lebih sedikit di pagi hari.

Mengapa? Karena di pagi hari seorang atlet senam artistik biasanya menjalani latihan yang justru paling intens. Makan dengan asupan yang banyak dan cenderung sampai kenyang sekali justru akan membuat tubuh menjadi lebih berat dan ini akan kontraproduktif. Gerakan-gerakan akan menjadi lebih berat saat perut penuh dengan makanan, apalagi jika asupan didominasi karbohidrat dan protein serta lemak yang jumlahnya begitu banyak dan berjejal dalam pencernaan.

Lalu apa yang mesti dimakan oleh atlet senam artistik di pagi hari sebelum berlatih? Jonathan Sianturi menyarankan buah yang mengenyangkan seperti pisang bisa dipilih sebagai pengganti nasi uduk atau lontong sayur yang menjadi menu favorit sarapan pagi. Cukupkan pisang saja? Tidak. Ia juga menyarankan untuk mengonsumsi sumber protein seperti telur ayam rebus. Berapa butir? Dua atau tiga lebih baik.

Begitu siang menjelang dan waktu makan siang tiba, mereka dipersilakan untuk makan lebih banyak dengan kandungan nutrisi yang bervariasi. Jumlahnya juga lebih bebas daripada makan pagi.

Untuk makan malam, atlet bahkan diperbolehkan untuk menambah asupan nutrisi dalam jumlah yang lebih banyak daripada makan pagi. Buah dan sayur sangat disarankan, serta sumber protein baik hewani dan nabati juga direkomendasikan. (*/)

Minggu, 17 Februari 2019

Di Mana Bisa Belajar Gymnastics di Jakarta?

Banyak orang yang ingin belajar gymnastics di Jakarta dan sekitarnya tetapi bingung hendak ke mana.

Jangan bingung!

Datang saja ke Gedung Senam Buaran di Jalan Raden Inten, seberang Wisma Atlet, Jakarta Timur.
Setiap Sabtu bagi Anda yang dewasa dan sudah melewati usia remaja bisa tetap mencoba berlatih gymnastics.

Tinggalkan komentar di sini untuk mendaftar atau hubungi kami via akun Instagram @gymnastics_for_fellows.

Salam gymnastics for fellows!

Latihan Gymnastics Selama Pandemi

Di masa PSBB akibat pandemi tahun ini, kami masih mengalami kendala untuk mengadakan latihan.  Gedung Senam ditutup sementara waktu. Namun, ...