Yuri van Gelder di ring tahun 2008. Mungkinkah mulai berlatih senam artistik di usia 20-an? Jawabannya tergantung jenis kelamin. [Foto: Wikimedia Commons] |
Hanya saja tentu akan berbeda jika tujuan utama Anda menekuni senam artistik adalah untuk memenangkan kompetisi tertentu. Dalam kasus yang sangat terbatas, pesenam artistik bisa berhasil memenangkan perlombaan meskipun baru memulai berlatih secara serius di usia 20-an.
Yang patut digarisbawahi ialah ketrampilan senam artistik merupakan kemampuan yang biasanya sudah ada secara alami dalam diri seseorang. Dengan kata lain, seseorang yang sudah memiliki bakat alami akan lebih cepat mencapai tujuan untuk menguasai gerakan-gerakan senam artistik yang menantang. Latihan senam artistik sangat membantu membentuk kemampuan tubuh seseorang tak hanya selama masa mudanya tetapi juga sampai akhir hayat (dengan catatan ia terus berlatih sesuai kondisi kebugarannya).
Kembali ke pertanyaan, apakah seseorang bisa mulai belajar gymnastics setelah mencapai usia 20-an?
BISA SAJA. Namun, pada usia tersebut lazimnya kemampuan tubuh manusia sudah mulai mapan sehingga seringkali sudah lebih sulit untuk belajar beragam gerakan senam artistik. Jika bisa pun, seseorang harus meluangkan lebih banyak waktu agar bisa belajar mengejar ketertinggalannya. Dengan kata lain, mungkin saja kita mulai belajar di usia dewasa asal bukan untuk menjadi pesenam elit [baca: menjadi juara Olimpiade atau Asian Games atau lomba sejenisnya].
Untuk kaum pria, ada kabar baik. Memulai terlambat masih bisa sedikit ditolerir bahkan jika tujuan berlatihnya untuk kompetisi. Alasannya karena para pria [asalkan bugar, sehat dan sudah rutin berolahraga] meskipun sudah lewat usia 20-an secara fisik lebih cocok dan siap untuk menghadapi rutinitas latihan senam artistik.
Untuk perempuan, peluangnya lebih kecil karena tubuh wanita jauh lebih sulit dilatih bila sudah melewati pubertas. Kita bisa amati bahwa usia emas para pesenam putri adalah masa remaja dan begitu mulai memasuki masa dewasa awal (20-an) performa mereka menurun seiring berjalannya waktu.
Hal ini berbeda dengan para pesenam putra yang usia emasnya justru di pertengahan 20-an atau lepas masa pubertas. Jadi, jika seorang remaja pria sudah memiliki bakat dalam senam artistik dan ia kemudian baru berlatih secara serius di usia 19-20an, di pertengahan 20-an ia masih memiliki peluang untuk mengejar ketertinggalannya dengan rekan-rekannya yang sudah mulai lebih dini.
Untuk pesenam putri, mulai berlatih di usia 20-an bisa saja namun sudah tidak realistis jika tujuannya untuk kompetisi. Para pesenam putri dilatih dari balita dan berhenti berkompetisi di usia awal 20-an karena di usia itulah tubuh mereka sudah mulai kurang mendukung gerakan-gerakan yang sulit.
Ada pengecualian memang seperti kasus Oksana Chusovitina yang masih bertanding di Olimpiade dan menang di usia 40-an tetapi patut dicamkan bahwa ia sudah mulai berlatih sebelum usia 20-an. Selain itu, ia juga menggantungkan hidupnya pada senam. Anak kandungnya sedang sakit parah sehingga ia terpaksa harus bertanding agar perawatan anaknya tetap bisa berjalan.(*/Akhlis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar